PROGRAM OPTIMALISASI KBM PAI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON

KBM PAI SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON - MENGUNDANG RIDHO DAN HIDAYAH ILAHI MENUJU HIDUP YANG LEBIH ISLAMI

Senin, 05 September 2016

MACAM MACAM SUJUD

SUJUD  TILAWAH, SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR

A). Sujud Tilawah
      a). Pengertian Sujud Tilawah
           Arti kata tilawah menurut bahasa adalah ”bacaan”.
           Sedangkan arti sujud tilawah  menurut istilah syara’ ialah sujud yang dilakukan
           pada saat membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah dari Al-Qur’an.

      b). Hukum Melaksanakan  Sujud Tilawah
           Melaksanakan sujud tilawah hukumnya adalah sunnah dan bisa dikerjakan pada
           saat dalam keadaan sedang sholat maupun di luar sholat.
           Mendasar pada hadits Rasulullah SAW.  :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
  يَقْرَأُعَلَيْنَاالْقُرْاَنَ، فَاِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ.
"رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ بِسَنَدٍ فِيْهِ لِيْنٌ"
         Artinya :
         "Dari lbnu Umar RA. Beliau berkata :   pada waktu Nabi SAW. membaca Al-
           Qur’an kepada kita, ketika beliau membaca ayat "Assajdah" beliau bertakbir
           dan sujud, maka kami sujud bersamanya. (HR. Abu Dawud/dengan sanad yang lemah)

       c). Syarat-syarat Sujud Tilawah
            1. Suci dari hadats dan najis, (badan, pakaian maupun tempat)
2. Menutup aurat
3. Menghadap ke arah kiblat
4. Mendengar atau membaca ayat sajdah

       d). Rukun Sujud Tilawah
1. Niat
2. Takbir
3. Sujud
4. Duduk (sesudah sujud)
5. Salam

  e). Bacaan pada waktu sujud tilawah
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِىْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
فَتَبَارَكَ اللهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
Artinya:
“Aku bersujud pada Allah yang telah menciptakan dan membentuk diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatanNya.Maha benar Allah, Dialah sebaik-baik pencipta”.
       f). Fadlilah melaksanakan Sujud Tilawah
Keutamaan sujud tilawah yaitu akan terhindar dari gangguan syetan dan akan
mendapatkan surganya Alloh SWT.
            Sebagaimana sabda Rosululloh SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَاقَرَأَابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ
فَسَجَدَاِعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُوْلُ: يَاوَيْلَتَااُمِرَابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدَ
فَلَهُ الْجَنَّةُ وَاُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ  "رواه مسلم"
            Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra.: Nabi Saw bersabda: Apabila seorang membaca ayat sajadah lalu ia sujud, maka syaitan menghindar dan menangis serta berkata : Hai celakalah aku, ia diperintah bersujud dan sujud, maka untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak, maka bagi saya neraka”. (HR. Muslim).

       g). Jumlah ayat-ayat sajdah didalam Al-Qur’an ada 15 ayat, yaitu  :
 1. QS. Al-A’raf  (7)   : 206
وَلَهُ يَسْجُدُوْنَ
 2. QS. Ar-Ra’d  (13)  :  15   
بِالْغُدُوِّوَاْلاصَالِ
 3. QS. An-Nahl  (16) :   49
وَهُمْ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ
 4. QS. Al-Isra  (17)   : 19
وَيَزِيْدُهُمْ خُسُوْعاً
 5. QS. Maryam  190 :    58
خَرُّوْاسُجَّدًاوَبُكِيًّا
 6. QS.  Al-Haj  (22)  :   18
اِنَّ اللهََ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ
 7. QS. Al-Haj  (22)   :   77    
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
 8. QS. Al-Furqan(25):   60   
وَزَادَهُمْ نُفُوْرًا
 9. QS. An-Naml (27) :   26
رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ
10.QS. As-Sajdah (32):  15              
وَهُمْ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ
11.QS. Shaad (38)       :  24          
وَخَرَّرَاكِعًاوَّاَنَابَ
12.QS. Fushilat  (41)   :  38
وَهُمْ لاَ يَسْئَمُوْنَ
13.QS. An-Najm  (53) :  62   
فَاسْجُدُوْاِللهِ وَاعْبُدُوْا
14.QS. Al Insyiqaq(84):  21
لاَيَسْجُدُوْنَ
15. QS. Al ‘Alaq (96)  :  19
وَاسْجُدْوَاقْتَرِبْ

      h). Cara Melaksanakan Sujud Tilawah
1. Sujud tilawah di saat shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat, hendaklah sujud sekali    kemudian berdiri lagi untuk meneruskan bacaan ayat/surat tersebut.
    Apabila sholat dilaksanakan dengan berjama’ah maka makmum wajib meng-
    ikuti imam, artinya apabila ketika imam membaca ayat sajdah lalu imam ber-
    sujud, maka makmum wajib mengikuti sujud. Tetapi jika imam  tidak sujud,
    maka makmumpunn tidak boleh sujud.
2. Sujud tilawah di luar sholat
    a. Menghadap kiblat
    b. Niat
    c. Takbir
    d. Sujud satu kali ( mengucap bacaan sujud tilawat )
    e. Duduk
    f. Salam

B). Sujud Syukur
      a).  Pengertian Sujud Syukur
            Arti kata syukur menurut bahasa adalah ”berterima kasih”.
         Sedangkan pengertian sujud syukur  ialah sujud yang dilakukan apabila sese-
         orang memperoleh kenikmatan  dari Allah SWT. atau terhindar dari bahaya atau
         terhindar dari malapetaka.
                        Sujud ini adalah bukti dari seorang hamba yang bersyukur atau berterimakasih ke-
            pada Allah atas nikmat yang diterima.
            Hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah,  sebagaimana firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7 :
وَإذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئن شَكَرْتُمْ لَأَزيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ إنَّ عَذَابي لَشَديدُ
Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".

Rosululloh SAW. Bersabda  :
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيِهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَااَتَاهُ اَمْرٌيَسُرُّهُ
اَوْبُشِّرَبِهِ خَرَّسَاجِدًا شُكْرًاِللهِ تَعَالَى (رواه ابوداود وابن ماجه والترمذى)
            Artinya:
“Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi Saw apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai tanda terima kasih kepada Allah Ta’ala”.(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah dan Tirmidzi).


b). Syarat dan Rukun sujud syukur
     Syarat dan rukun sujud syukur adalah sama dengan syarat dan rukun sujud tilawah. 
c). Bacaan pada waktu sujud syukur
Bacaan sujud syukur sama dengan sujud tilawah yaitu  :
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِىْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ  ........الخ

tetapi boleh juga bacaan yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an  :
رَبِّ اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلىٰ وَالِدَيَّ وَاَنْ
اَعْمَلَ صَالِحًاتَرْضٰهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ(النمل : ۱٩)
Artinya:
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri ni’mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh" (An Naml: 19).

d).  Cara Melaksanakan Sujud  Syukur
             Sujud syukur dilakukan boleh tanpa berwudhu, sebab sujud ini dilakukan diluar
             salat.Namun tentunya lebih baik bila melakukan selagi suci ( berwudhu ) sekali-
             pun hal ini tidak termasuk sebagai syarat, karena sujud syukur lebih bersifat
             spontan atau segera.  
      Cara melakukan sujud syukur sama saja dengan sujud tilawah ketika diluar shalat,                                                      
      yakni :
    a. Menghadap kiblat
    b. Niat
    c. Takbir
    d. Sujud satu kali ( mengucap bacaan sujud syukur )
    e. Duduk
    f. Salam

e).  Beberapa contoh pelaksanaan sujud syukur
        Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan Rosululloh SAW. dan para sahabat melakukan sujud syukur, diantaranya:
            a.  Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk lslamnya
                 Hamadzan
b.  Ketika mendengar kematian Musailamah Al Kadzab (nabi palsu), Abu Bakar As-Shiddiq   melakukan sujud syukur.
c. Ali r.a. melakukan sujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudaryah diantara orang-orang Khawarij   yang tewas terbunuh.
d.  Kaab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya diterima Allah SWT.   

f). Hikmah Sujud Syukur
Apabila sujud syukur dilakukan kesungguhan dan keikhlasan hati, kita dapat memetik beberapa hikmah sebagai berikut :
a.      memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugerah yang duterima dari Allah swt
b.    merasa dekat hubungannya dengan Allah swt sehingga memperoleh bimbingan hidayah-Nya
  c.   memperoleh tambahan nikmat dari Allah swt dan selamat dari siksa api neraka 

      g). Persamaan dan perbedaan antara sujud tilawah dan sujud syukur
           Persamaannya:
           Pelaksanaan sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali sujud
               
           Perbedaannya:
           - Sulud tilawah dapat dilakukan di saat shalat maupun di luar shalat, sedangkan
              sujud syukur hanya dilakukan di luar shalat dan tidak boleh melakukan sujud
              syukur di saat shalat.
           - Sujud tilawah dilakukan karena mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah,
              sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat dari Alloh SWT   
              atau karena terhindar dari bahaya.
C.SUJUD SAHWI

Sujud sahwi berasal dari kata sujud dan sahwi. Sahwi berasal dari kata sahw berarti lupa atau lalai terhadap sesuatu dan berpaling darinya.

Adapun menurut istilah syar’i adalah dikerjakan pada akhir salat atau sesudah salat untuk menutup kekurungan karena meninggalkan perkara yang diperintakan, atau melakukan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw.

“Jika azan dikumandangkan, setan lari terkentut-kentut hingga tidak mendengar azan. Jika azan telah selesai, ia datang lagi. Jika iqamat dikumandangkan ia pergi lagi. Jika selesai iqamat ia datang lagi untuk melintasi antara seseorang dengan jiwanya seraya mengatakan, ‘Ingatlah ingatlah!’ Bahkan, terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak diingatnya. Hingga seseorang lupa sudah berapa rakaat shalatnya. Jika seseorang di antara kalian tidak tahu berapa rakaat ia salat, hendaklah ia sujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa’I, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Hal yang Menyebabkan Sujud Sahwi

Penyebab sujud sahwi secara syar’I dibagi menjadi empat bagian, yaitu terjadi kekurangan rakaat, terjadi kelebihan rakaat, tidak atau terlupa tasyahud awal dan adanya keraguan. Berikut penjelasannya:

sujud sahwi
1. Jika seseorang salat meninggalkan salah satu rukun dalam salat karena lupa, kemudia ia ingat sebelum memulai bacaan pada rakaat selanjutnya, ia harus kembali kepada rukun tersebut untuk mengerjakannya dan mengerjakan rukun rukun yang lain.
Kemudian, di akhir salat ia melaksanakan sujud sahwi. Namun, jika ia ingat telah meninggalkan rukun setelah ia memulai bacaan pada rakaat selanjutnya, salatnya menjadi batal dan ia harus mengulangi salatnya serta menyempurnakannya.


2. Jika seseorang meninggalkan tasyahud awal karena lupa memungkinkan untuk mendapatinya, misalnya bangkit dari tasyahud seketika ingat dan belum sempurna berdirinya, hendaklah ia duduk untuk tasyahud awal dan ia tidak perlu sujud sahwi. Namun, jika ia telah berdiri sempurna dan baru ingat tasyahud awalnya terlewat, maka gugurlah pelaksanaan tasyahud awalnya dan ia melanjutkan salatnya serta melakukan sujud sahwi.
Sabda Rasulullah saw,



“Jika salah seorang di antara kalian berdiri dari rakaat kedua, tetapi belum sempurna berdirinya, duduklah dan jika berdirinya sudah sempurna, janganlah ia duduk, kemudian sujud sahwilah dua kali sujud” (HR Turmudzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)


3. Jika seseorang ragu-ragu dalam bilangan rakaat salatnya, misalnya tiga atau empat rakaat, hendaknya ia mengingat-ingat salatnya, kemudian memilih yang mana lebih kuat dan lebih yakin menurutnya. Namun, jika tidak ada keyakinan untuk itu, ia diperbolehkan memilih di atas keyakinannya yang paling sedikit diantara keduanya (tiga), kemudian ia sujud sahwi di akhir salatnya.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abdulrahman bin Auf yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,



“Jika seseorang di antara kalian lupa dalam shalatnya, kemudian ia tidak tahu apakah ia salat satu rakaat atau dua rakaat, hendaklah ia memastikan satu rakaat. Jika ia tidak mengetahui apakah dua rakaat  atau tiga rakaat hendaklah ia memastikan dua rakaat. Jika ia tidak mengetahui tiga rakaat atau empat rakaat hendakalah ia memastikan tiga rakaat. Kemudia ia sujud sahwi sebelum salam” (HR Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)



Cara Pelaksanaan Sujud Sahwi



Dalam pelaksanaannya para ulama berbeda pendapat tentang pelaksanaan sujud sahwi, sebelum salam atau sesudah salam.
1. Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam. Ini pendapat Abu Hurairah, Makhul, Az-Zuhni, Ibnul Musayyab, Rabi’ah, Al-Auza’I, dan Al-Laits.
2. Sujud sahwi dilaksanakan sesudah salam. Ini pendapat Sa’ad bin Abi Waqqash, Ibnu Mas’ud, Anas, Ibnu Az-Zubair, dan Ibnu Abbas. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ali, Ammar, Al- Hasan, An-Nakha’I, Ats-Tsauri, serta merupakan mazhab Abu Hanifah dan para sahabatnya.
Ibnu Taimiyah berpendapat dengan berdasarkan kumpulan-kumpulan nash yang ada, sujud sahwi dibedakan antara kelebihan dan kekurangan, antara keraguan dan mengingat-ingat, atau antara ragu-ragu dan yakin. Beliau membedakan pelaksanaan sujud sahwi ke dalam beberapa bagian:



Pertama, jika berkenaan dengan kekurangan, seperti tidak tasyahud awal, hal ini memerlukan penambal dan penambal itu dilakukan sebelum salam agar salatnya menjadi sempurna.



Kedua, jika berkenaan dengan kelebihan, seperti rakaat, hendaknya jangan sampai mengumpulkan dua tambahan dalam satu salat. Oleh karena itu, sujud sahwi dilaksanakan setelah salam karena hal itu dapat membuat setan marah.



Ketiga, jika berkenaan dengan ragu atau mengingat-ingat, orang yang salat sesungguhnya telah menyempurnakan salatnya, dua sujud itu  hanya untuk membuat setan marah sehingga dilakukan setelah salam.



“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Bacaan saat sujud sahwi)